Renungan Harian APP KAJ 2017 - Ditolak di Tanah Kelahirannya
Terakhir diperbaharui: 13 April 2017
Hari Kamis, 13 April 2017
Pekan Suci
Bc.E.Yes.61:1-3a,6a,8b-9; Mzm.89:21-22-
,25,27; Why.1:5-8; Luk.4:16-21.
“…sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.” (Luk.4:24)
Dalam sebuah pertemuan forum Internasional, saya bertemu dengan seorang pastor Belanda yang lebih dari 45 tahun menjadi misionaris di Ambon. Saya bertanya kepada pastor ini, ”Pastor apakah masih ada panggilan di Belanda?” Pastor ini menjawab, “Sudah tidak ada lagi. Zero vocation katanya.” Saya masih bertanya lagi, “Pasto rakan menghabiskan masa tua di Ambon atau kembali ke Belanda?” Dengan tampak emosional dan berkaca kaca pastor ini menjawab,”Di Belanda saya sudah tidak punya kerabat. Gereja banyak yang tutup, dan anak muda hampir tidak ada yang terpanggil. Masa depan Gereja di Belanda tinggal kenangan. Dulu kami bangga menjadi misionaris mewartakan Kerajaan Allah di tanah misi. Kini kondisi serba terbalik. Saya ingin mati di tanah misi ini.”
Mendengar kisahnya, hati saya ikut trenyuh dan sedih memikirkan Gereja di Belanda. Romo ini tampaknya “ditolak” oleh situasi tanah kelahirannya yang tidak lagi seperti dulu. Ditolak dalam arti menjadi tempat yang tidak nyaman lagi untuk Gereja bertumbuh dan berkembang.
Dalam sejarahnya Gereja justru berkembang di tempat tempat yang tidak nyaman, terjadi banyak penderitaan dan kesengsaraan. Pengalaman Petrus dan Paulus dalam Kisah Para Rasul sungguh mengingatkan kita akan sejarah ini. Ditolak memang menyakitkan apalagi merasa ditolak di tempat asal, tempat kita lahir dan dibesarkan. Namun tidak perlu kuatir, Yesus Tuhan yang kita junjung tinggi pun juga pernah ditolak.Injil hari ini sungguh menguatkan kita. “…sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.”(Luk. 4:24)
Pertanyaan Reflektif:
Pernahkah aku mempunyai pengalaman ditolak? Bagaimana perasaanku saat itu? Pernahkah aku tahu bahwa Yesus pun pernah ditolak? Menurutmu bagaimana perasaan Yesus saat itu? Namun apa yang Dia lakukan?
Marilah berdoa:
Allah Bapa yang penuh kasih, aku bersyukur bahwa aku pernah mempunyai pengalaman ditolak. Ditolak oleh orang yang aku cintai, ditolak oleh keluargaku, ditolak oleh rekan kerjaku, dan juga ditolak oleh masyarakat tempat kelahiranku. Tuhan berilah aku kekuatan, agar aku senantiasa tetap mewartakan kabar gembira Injil, sekalipun aku harus ditolak di tempat asalku. Amin.
(RD. Sridanto Aribowo)
Anda merasa konten halaman ini menarik & bermanfaat juga bagi orang lain?
Yuk, bantu sebarkan kabar baik! Like & Share halaman ini dengan KLIK tombol di bawah ini: