Renungan Harian APP 2018 - Bhinneka???
Terakhir diperbaharui: 09 March 2018
Sabtu, 10 Maret 2018
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
Hos. 6:1-6; Mzm. 51:3-4, 18-19, 20-21; Luk. 18:9-14
BHINNEKA??
“ ……. aku tidak sama seperti semua orang lain …….”(Luk. 18: 11)
Hingar bingar di tanah air belakangan ini adalah suatu analogi yang persis seperti apa yang terjadi dalam perumpamaan Yesus dalam perikop ini. Dalam perikop pelakunya hanya dua orang, si Farisi dan si pemungut cukai. Pandangan hidup yang nyata dari si Farisi benar-benar memisahkan dirinya dari si pemungut cukai. Si Farisi merasa lebih baik, lebih suci, lebih benar, lebih tinggi derajatnya dibandingkan orang lain. Sama sekali tak ada persamaannya, padahal keduanya adalah sama-sama manusia ciptaan Tuhan. Dan itu dinyatakannya di hadapan Tuhan-nya sendiri dalam “doanya”.
Kejadian dalam masyarakat kita akhir-akhir ini juga identik. Di satu pihak ada kelompok yang merasa paling baik, paling benar, paling segalanya dibandingkan kelompok yang lain. Masyarakat jadi terbelah, padahal kedua kelompok itu warga masyarakat Indonesia yang satu dan sama, lebih-lebih kedua kelompok adalah sama-sama manusia ciptaan Tuhan. Terlebih lagi, sebagai warganegara Indonesia semua seyogyanya mengusung Pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan berbangsa.
Inilah egosentrisme yang ekstrim yang membuat orang membangun tembok yang ekstra tinggi, memisahkan diri dari yang lain, tidak mengakui bahwa orang diciptakan untuk hidup bersama meskipun berbeda-beda dalam segala hal. Maka, pantaslah Gereja Keuskupan Agung Jakarta mendorong tema “Kita Bhineka, Kita Indonesia” dalam permenungan prapaskah kita, dalam upaya untuk merekatkan kembali masyarakat yang terbelah ini. Mari kita beri contoh kepada yang lain dengan mengatakan “aku dan dikau sama-sama Indonesia”.
Pertanyaan reflektif
Seberapa tinggi tembok yang kita bangun, sadar atau tidak sadar, yang memisahkan kita dari sesama kita?
Marilah berdoa
Bapa yang Mahabaik, Engkau tidak membedakan manusia satu dengan yang lain kecuali dalam hal dosa. Sadarkan diri kami mengenai ajaran kasih-Mu ini, sehingga kami tidak membangun tembok pemisah meskipun kami berbeda-beda, Amin. (Shienta D. Aswin)
Anda merasa konten halaman ini menarik & bermanfaat juga bagi orang lain?
Yuk, bantu sebarkan kabar baik! Like & Share halaman ini dengan KLIK tombol di bawah ini: