Renungan Harian APP KAJ 2017 - Kemunafikan

Terakhir diperbaharui: 14 March 2017
Renungan Harian APP KAJ 2017 - Kemunafikan
Selasa, 14 Maret 2017
Hari biasa Pekan II Prapaskah
Yes. 1: 10.16-20; Mzm. 50:8,9,11,13;
Mat. 23: 1-12

Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang (Mat. 23:5)

Secara manusiawi, saya memang tidak terlalu suka dengan orang yang banyak bicara tetapi tak ada aksi yang nyata. Indah dalam kata-kata, namun nol dalam tindakan. Entah, rasa perasaan ini apakah juga Anda alami. Tentunya tanpa jatuh pada penghakiman pada seseorang, tetapi banyak dari kita memang tak terlalu tertarik dengan orang yang banyak cakap dan tak ada aksi. Jika demikian, berhati- hatilah kita, sebab sabda Yesus hari ini juga terarah pada kita. Bukan hanya pada ahli-ahli Taurat. Mereka mengajarkan banyak keutamaan, namun tak melakukan dalam keseharian. Bagi Yesus, semua ini omong kosong. Bagi Yesus, semua ini tak ada guna.

Maka, begitu banyak istilah yang bermunculan untuk menggambarkan orang-orang yang hanya bisa mengajarkan tetapi tak mau melakukan. OMDO= Omong Doang. NATO: No Action Talk only. Berjumpa dengan orang-orang yang demikian, membuat hati kita juga mudah lelah. Tak bergairah dalam kerjasama, baik dalam pekerjaan maupun dalam pelayanan. Yesus pun juga demikian,ketika menghadapi para ahli-ahli taurat yang bertudungkan omongan dan pakaian suci, namun buruk dalam hati. Buruk dalam tindakan. Buruk dalam sikap sehari-hari.

Ada dongeng mengenai seorang pemuda yang banyak bicara. Suatu ketika ia berkelana ke dalam hutan. Tiba-tiba ia mendengar suara orang berbicara. Setelah dicari-cari, ternyata yang berbicara adalah tengkorak. Pada mulanya pemuda itu sangat kaget, namun karena tengkorak tersebut kelihatannya tidak berbahaya, ia pun mendekatinya. Selang sesaat pemuda itu bertanya, “Apa yang menyebabkan Anda di sini?” Lalu tengkorak itu menjawab, “Yang membawa saya ke sini adalah mulut yang banyak bicara.” Setelah berbicara dengan tengkorak, pemuda itu keluar dari hutan dan berjalan menuju ke kota. Sepanjang perjalanan ia terus menceritakan kepada orang-orang bahwa ia akhirnya bertemu tengkorak yang bisa bicara. Cerita ini akhirnya sampai ke telinga raja. Raja sangat tertarik dengan cerita ini dan ingin membuktikannya. Ia memerintahkan prajuritnya untuk mencari pemuda itu untuk dijadikan pemandu jalan.

Singkat cerita, sampailah rombongan raja ke hutan tempat tengkorak tersebut berada. Untuk membuktikan ceritanya, pemuda itu bertanya kepada tengkorak. Ternyata, kali ini tidak ada jawaban sama sekali. Karena tengkorak itu diam saja, pemuda tersebut bertanya lagi dan lagi. Namun tengkorak itu tetap membisu. Melihat hal ini, raja sangat marah. Ia merasa dipermainkan. Lalu raja memerintahkan prajuritnya untuk memasukkan si pemuda tadi ke dalam penjara. Dengan harapan agar dia bisa memperbaiki sikapnya yang hanya banyak bicara tetapi kosong isinya dan tak ada fakta. Setelah rombongan raja meninggalkan tempat itu, tiba-tiba terdengar lagi suara tengkorak yang bertanya kepada para rombongan raja itu, “Apa yang membawa Anda ke sini?” Mereka menjawab, “Yang membawa kami ke sini adalah mulut orang muda itu yang banyak bicara dan penuh dengan kepalsuan.”

Kisah di atas mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam berbicara. Jangan terlalu banyak berteori. Jangan terlalu banyak membual. Jangan terlalu banyak omong yang suci-suci, namun diri sendiri tak melakukan. Maka, di masa Prapaskah ini, kita diajak untuk tidak terlalu banyak omong, namun lebih banyak bertindak dengan ketulusan hati. Jauhkan diri kita dari kepalsuan dan kemunafikan.

Pertanyaan reflektif:
Bagaimana langkah kongkret untuk membuang segala kemunafikan dalam hidupku?

Marilah berdoa:
Tuhan, Engkau selalu memberi kesempatan banyak waktu bagi kami untuk bersih-bersih diri. Namun kerap kali kami lalai. Atau bahkan kerap kali kami membandel dalam dosa berat. Semoga kami dalam masa prapaskah ini kembali berjuang untuk menjadi pribadi yang seperti Kau kehendaki. Jadikan kami pribadi yang jauh dari kemunafikan. Amin.

(RD Romanus Heri Santoso)


 

Anda merasa konten halaman ini menarik & bermanfaat juga bagi orang lain?

Yuk, bantu sebarkan kabar baik! Like & Share halaman ini dengan KLIK tombol di bawah ini:

Ayo simak terus selanjutnya...

YOUCAT 222 - Mungkinkah Ekaristi dipersembahkan juga bagi umat bukan Katolik?

YOUCAT 222 - Mungkinkah Ekaristi dipersembahkan juga bagi umat bukan Katolik?

14 Mar 2017

Komuni Kudus merupakan ungkapan kesatuan dengan Tubuh Kristus. Untuk menjadi bagian dalam Gereja ...

Selengkapnya
Renungan Harian APP KAJ 2017 - Kemurahan Hati

Renungan Harian APP KAJ 2017 - Kemurahan Hati

13 Mar 2017

Senin, 13 Maret 2017 Hari biasa Pekan II Prapaskah Dan. 9 4b-10 Mzm. 79 8, 9,11, 13 Luk. 6 36-38 ...

Selengkapnya
YOUCAT 221 - Bagaimana Komuni Kudus dapat mengubah saya?

YOUCAT 221 - Bagaimana Komuni Kudus dapat mengubah saya?

13 Mar 2017

Komuni Kudus menyatukan saya dengan Kristus, membuat saya menjadi anggota Tubuh Kristus yang hidu...

Selengkapnya

Ada pertanyaan atau komentar?

Yuk bagikan komentar kamu pada kolom di bawah ini. Pasti nanti akan ditanggapi. Terimakasih.