Sabtu, 1 April 2017
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Yer. 11:18-20, Mzm. 7:2-3,9-12,
Yoh. 7:40-53
“Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya, berkata kepada mereka: Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya.” (Yoh. 7:49-50)
Istilah “ngrumpi” atau membicarakan kekurangan dan kelemahan orang lain adalah hal yang sangat mudah di- lakukan dan merupakan satu hal yang seringkali menghiasi pembicaraan. Akan masuk dalam situasi yang kritis bila ada unsur mem tnah. Perbuatan mem tnah sudah masuk dalam dosa, sebab mem tnah sama dengan melakukan pembunuhan terhadap orang yang di tnah. Orang yang di tnah adalah orang yang sama sekali tidak tahu, bahwa dirinya dijadikan obyek pembicaraan yang tidak benar. Sehingga orang yang di tnah akan dinilai tidak baik dan akan dibenci. Tetapi pada akhirnya, masing-masing akan mendapatkan ganjaran sesuai perbuatan. Orang yang mem tnah, pada waktunya akan ketahuan dan menda- patkan hukuman, sedangkan orang yang di tnah akan mendapatkan sukacita.
Dalam bacaan pertama, nabi Yeremia mengalami situasi yang mengancam dirinya di Anatot, ada begitu banyak yang tidak suka dengan nabi Yeremia. Dan mereka yang tidak suka menghasut banyak orang untuk mencelaka- kan nabi Yeremia. Tetapi nabi Yeremia berseru kepada Tuhan dan Tuhan memberikan pertolongan kepada orang yang sedang dalam keadaan terancam. Sebab pada dasarnya perbuatan baik akan menang terhadap perbuatan tidak baik.
Dalam bacaan Injil, Yesus juga mengalami situasi yang sama yaitu situasi di mana ada banyak orang yang menyudutkan diri-Nya dan mencari-cari kesalahan-Nya. Terlebih orang-orang Farisi ingin menghasut orang lain agar Yesus dapat dihukum. Di antara sekian banyak orang yang jahat masih tetap ada orang baik yang mem- pertahankan kebenaran. Salah satunya adalah Nikodemus. Ia tidak terpengaruh dengan isu yang dihembuskan oleh orang-orang Farisi. Ia mengambil sikap berdasarkan ke- nyataan yang ada, sehingga mampu tetap teguh dalam kasih. Dengan kasih maka Nikodemus tidak terpengaruh. Dengan kasih ia berani membela kebenaran.
Pada masa Prapaskah ini, kita diberi kesempatan istimewa untuk memupuk kasih yang telah dianugerahkan Tuhan dalam hati kita. Marilah kita mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Membuka mata untuk melihat kenyata- an yang ada, membuka hati untuk tetap teguh memilih dan mempertahankan kebenaran. Marilah menjadi duta kasih di tengah-tengah keluarga kita, komunitas kita dan dimana pun kita berada.
Pertanyaan Re ektif:
Apakah kehadiranku mampu menebar kasih bagi sesama?
Marilah berdoa:
Bapa yang maha rahim, kami bersyukur atas kasih yang menuntun kami pada jalan kebenaran. Kami mohon kepada- Mu agar memperkuat iman kami, sehingga kami berani mempertahankan dan membela kebenaran demi keselamat- an sesama kami. Amin.
(Sr. Gaudensia Suparmi, OP)