YOUCAT 250 - Bagaimana Gereja memahami sakramen Tahbisan?
Terakhir diperbaharui: 08 May 2017
Para Imam Perjanjian Lama melihat tugasnya sebagai pengantara perkara surgawi dan duniawi, antara Allah dan umat-Nya. Pada zaman Perjanjian Baru, Kristus menjadi "satu-satunya pengantara Allah dan manusia (1Tim 2:5). Dia menyempurnakan dan mengakhiri imamat Perjanjian Lama. Sesudah Kristus, imamat hanya ada di dalam Dia, dalam pengorbanan-Nya di kayu salib, dan melalui panggilan serta perutusan yang datang dari-Nya.
Seorang Imam Katolik yang melayani Sakramen bertindak bukan atas dasar kekuatan atau kesempurnaan moralnya sendiri (yang sayangnya selalu kurang sempurna), namun bertindak in persona Christi (dalam nama Kristus). Melalui tahbisannya, kuasa Kristus yang mengubah, menyembuhkan dan menyelamatkan itu ditanamkan kepada para imam. Karena para imam tidak memiliki apa-apa dari miliknya sendiri, maka seorang imam terutama adalah pelayan. Oleh karenanya, setiap imam sejati, dalam diriniya, harus tumbuh rasa kagum pada panggilan imamat yang dijalani dengan kerendahan hati.
Anda merasa konten halaman ini menarik & bermanfaat juga bagi orang lain?
Yuk, bantu sebarkan kabar baik! Like & Share halaman ini dengan KLIK tombol di bawah ini: