Rabu, 28 Februari 2018
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
Yer. 18: 18-20; Mzm. 31:5-6, 14, 15-16
Mat. 20: 17-28
PELAYAN TUHAN: MUDAH TERGERAK TUK BERBAGI…
Seorang pengusaha asal Texas rela menjual restorannya untuk membantu biaya operasi tumor otak karyawannya. Pria baik hati ini bernama Michael De Beyer. Michael sendiri merupakan pemilik dari Kaiserhof Restaurant and Wunderbar, yang berada di Montgomery, Texas. Brittany Mathis, 19, diketahui menderita tumor otak dan tidak mampu membiayai pengobatannya. Michael kemudian memutuskan untuk menjual restorannya, yang telah dikelolanya selama 17 tahun. Lalu menyumbangkan uang hasil penjualan itu kepada Brittany. Brittany awalnya muncul sebagai gadis yang sehat. Namun suatu hari, dia mulai menemukan ruam-ruam di kakinya. Dia lantas memeriksakannya ke dokter dan menemukan bahwa itu adalah pembekuan darah. Dokter pun menyarankan kepadanya untuk melakukan MRI dan CT Scan. Hasilnya menunjukkan bahwa dia memiliki tumor di otaknya. Sayangnya, Brittany bahkan tidak memiliki uang untuk menguji apakah tumor otak itu ganas atau jinak. Dia tidak punya asuransi dan juga belum mendaftar program perawatan kesehatan bagi warga tidak mampu. Menurut laporan Daily Mail, ayah Brittany, John Mathis, juga pernah menderita tumor otak pada tahun 2000. Tak ada yang tahu tentang hal itu, sampai akhirnya itu pecah, dan dia tiba-tiba meninggal.
Michael merasa tersentuh dengan perjuangan keluarga Brittany. Pasalnya, ibu dan adik Brittany juga bekerja di restoran miliknya. Itulah mengapa dia cukup mengenal dekat keluarga tersebut. "Mereka benar-benar bekerja keras untuk keluarga. Mereka bahkan tidak meminta siapa pun untuk membantu mereka. Maka, aku pun berpikir untuk melakukan sesuatu untuk mereka," kata Michael. Michael memperkirakan bahwa restorannya bernilai USD 2 juta (Rp 24,3 miliar). Dia ingin menjualnya dan membantu biaya pengobatan Brittany. Kemudian menghabiskan lebih banyak waktu bersama istri dan kedua anaknya.
Hati yang mudah tergerak untuk berbagi kasih yang nyata adalah predikat kita sebagai PELAYAN. Maka, sebagai orang yang mengatakan bahwa sebagai murid Kristus, akan sungguh nyata jika selalu mempunyai jiwa sebagai pelayan. Yang siap berkorban bagi siapa saja, khususnya yang menderita. Contohnya sungguh nyata dalam kisah hidup pria yang baik hati bernama Michael De Beyer dalam cerita di atas.
Pertanyaan reflektif
Beranikah kita bertindak secara konkrit seperti De Beyer? Atau kita hanya menjadi pribadi-pribadi yang sukanya hanya berteori saja? Jika demikian, ingatlah kata-kata Yesus,” Aku datang bukan untuk dilayani melainkan UNTUK MELAYANI.
Marilah berdoa
Tuhan..ajarilah kami pribadi-pribadi yang lebih mau melayani dari pada dilayani. Gerakkan hati kami, kuatkan niat kami dan murnikan motivasi kami dalam menjalani hidup ini, agar kami sungguh-sungguh menjadi pelayan yang sejati, demi Kristus Tuhan dan penyelamat kami. Amin.
(P. Romanus Heri Santoso, Pr)
Disalin dari buku Renungan Harian Aksi Puasa Pembangunan 2018 KAJ