Sabtu,3 Maret 2018
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
Mi. 7: 14-15.18-20; Mzm. 103:1-2,3-4, 9-10, 11-12; Luk. 15: 1-3.11-32
PENGAMPUNAN
“Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergerakklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia” (Luk. 15:20)
Kisah “Perumpamaan Anak yang Hilang” sungguh populer. Hal ini bukan hanya karena kisahnya yang bagus, tetapi juga kaena sering kita alami. Bapa yang baik senantiasa menginginkan keselamatan anaknya. Ia tidak mempedulikan anaknya itu baik atau jahat. Semuanya sama di matanya. Ia ingin bersukacita dan bergembira bersama mereka. Segala kepunyaan Bapa menjadi kepunyaan anak, agar anak-anak mendapatkan karya keselamatan. Injil Lukas hari ini sungguh tepat melukiskan Bapa yang penuh pengampun dan berbelas kasih sbb: “Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergerakklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia” (Luk. 15:20).
Cara Bapa menyambut anak yang hilang atau anak yang telah berdosa sungguh luar biasa. Ia sama sekali tidak menunjukkan kemarahan. Bahkan cinta dan belas kasih yang diperlihatkannya. Karena itu kita tak perlu takut untuk melangkahkan kaki menuju ke kamar pengakuan. Mungkin saja ada di antara kita yang sudah tahunan, bahkan mungkin puluhan tahun tidak mengaku dosa. Padahal setiap masa APP, kita selalu diingatkan seruan ini: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” (Mrk. 1:15). Selamat dan profisiat bila kita menanggapi undangan khusus ini. Anda berani mengambil keputusan masuk ke kamar pengakuan untuk menyesali, mengakui dan berjanji mau berjuang meninggalkan dosa-dosa yang selama ini telah dilakukan. Pengakuan dosa yang tulus membuahkan pengampunan dan keselamatan.
Marilah pada masa prapaskah ini, kita mempersiapkan pengakuan dosa dengan membaca perikop anak yang hilang. Kita persiapkan untuk membersihkan diri kita agar kita layak berpesta bersama Bapa. Janganlah takut untuk mengakui dosa-dosa kita. Saatnya kita kembali ke rumah Bapa dan berpesta iman bersama-Nya.
Pertanyaan reflektif
Maukah kita menerima pengampunan dan belas kasih dari Bapa yang setiap saat mengundang kedatangan kita untuk bertobat di kamar pengakuan dosa?
Marilah berdoa
Ya Bapa, Engkau tidak membiarkan kami jatuh dalam dosa. Kau mau merangkul kami kembali ke dalam pelukan kasih-Mu. Semoga kami senantiasa bersatu dalam kasih-Mu, sehingga mampu mengamalkan Pancasila: “Kita Bhinneka, Kita Indonesia”. Amin. (A. Widyahadi Seputra)