Renungan Harian APP 2018 - Firman, Pembawa Kehidupan

Terakhir diperbaharui: 13 March 2018
Renungan Harian APP 2018 - Firman, Pembawa Kehidupan

Rabu, 14 Maret 2018

Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Yes. 49:8-15; Mzm.145:8-9, 13cd-14, 17-18; Yoh. 5:17-30

“FIRMAN, PEMBAWA KEHIDUPAN”

Tuhan tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila kolamnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku (Yoh. 5:7)

Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan,

Dalam bacaan Injil yang diambil dari Yohanes kita temukan Yesus yang sedang menyampaikan wejangan di hadapan orang Yahudi. Wejangan itu menggemakan suatu tema yang istimewa, yaitu “kuasa” dari perkataan  Yesus yang memberi hidup. Wejangan ini disampaikan oleh Yesus menyusul peristiwa penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus terhadap orang lumpuh di kolam Betesda. Dikisahkan bahwa orang lumpuh itu sudah menderita selama tiga puluh delapan tahun. Betapa besar kerinduannya untuk mengalami penyembuhan, maka ia berada di pinggir kolam Betesda. Ia menunggu saat goncangan air kolam datang dan berjuang keras untuk masuk karena pada saat air bergoncang malaikat Allah datang dan membawa kesembuhan.

Rupanya kesempatan istimewa ini tidak mudah untuk dia alami. Bisa dipahami kenyataan ini karena orang lumpuh ini adalah satu diantara orang-orang sakit lainnya yang merindukan kesembuhan. Dibandingkan para penderita lainnya, kelumpuhan merupakan kesulitan tersendiri untuk bisa berlari masuk dalam goncangan air. Kita bisa membayangkan bagaimana perasaan orang lumpuh tersebut. Kerinduan untuk sembuh begitu besar namun sarananya amat sulit untuk kondisinya yang lumpuh. Kemungkinan besar perasaan frustasi terus dialami. Namun ia tidak pergi; ia tetap berharap.

Dalam situasi seperti itu Yesus datang dan melihat Si lumpuh. Yesus bertanya:”maukah engkau sembuh?” Ia menjawab: tentu saya mau sembuh! Tetapi, bagaimana caranya? Yesus menjawab:”bangunlah dan angkatlah tilammu! Saat itu Si  lumpuh menjadi sembuh. Bayangkan betapa bahagianya saudara kita ini.

Saudara-saudari terkasih,

Problem muncul setelah peristiwa penyembuhan ini, mengapa? Karena, hari itu adalah hari sabat.  Pada hari Sabat orang dilarang untuk bekerja, termasuk  tidak boleh mengangkat tilam/tempat tidur. Pada hari Sabat tidak boleh menyembuhkan orang sakit karena menyembuhkan masuk kategori bekerja. Jadi peristiwa penyembuhan ini membuat orang-orang Yahudi menyalahkan Yesus dan mempersoalkan tindak penyembuhan karena melanggar aturan hari Sabat.

Menanggapi sikap ini Yesus memberi penjelasan bahwa Ia datang untuk membawa kehidupan. Inilah misi utama yang diembannya dari Bapa di Surga. Kuasa perkataan Yesus yang berdaya menyembuhkan orang sakit berasal dari Bapa.

Satu pesan penting disampaikan kepada kita, yaitu bahwa iman kita kepada Yesus bertujuan untuk kehidupan. Suatu tugas penting dipercayakan kepada kita yaitu membela kehidupan. Peristiwa penyembuhan Si lumpuh oleh Yesus dan sikap orang Yahudi yang menyalahkannya karena dianggap melanggar aturan Sabat perlu kita jadikan sarana untuk merefleksikan iman Katolik kita kepada Yesus. Apakah selama ini berdasarkan iman katolik ku, aku sudah berusaha membela kehidupan? Dari pengalaman hidupku, pernahkah aku bersikap seperti orang Yahudi yang lebih mengedepankan aturan dari pada membela kehidupan, terutama kehidupan mereka yang lemah?

Saudara-saudariku terkasih,

Ada pengalaman kecil sebagai suatu contoh pribadi beriman katolik yang karena imannya ia membela kehidupan. Ada pasangan katolik muda yang menikah secara katolik. Setelah menjalani hidup beberapa tahun mereka merasa sedih karena belum dianugerahi anak. Mereka berdua berusaha untuk memperoleh anak.  Usaha ini tak kunjung berhasil. Setelah berkonsultasi dengan berbagai pihak mereka melakukan program bayi tabung. (Catatan: renungan ini tidak dimaksudkan untuk berdiskusi dan menyampaikan pendapat tentang program bayi tabung). Semua proses mereka jalani dengan sepenuh hati karena kerinduan mereka untuk mendapatkan anak. Akhirnya terjadi kehamilan. Mereka sangat bergembira dan bersyukur. Setelah beberapa bulan, dokter kandungan menyampaikan informasi bahwa janin yang sedang dikandung dalam kondisi tidak biasa. Janin tersebut mengalami downsyndrom. Mereka kaget mendengar berita tersebut. Namun mereka lebih kaget lagi dan marah pada waktu dokter mengusulkan kemungkinan untuk menggugurkan janin tersebut. Bahkan dokter tersebut kelihatan tanpa beban bercerita cara pengguguran yang bagi mereka berdua terasa tidak manusiawi.

Dengan tegas dan hati yang marah pasangan ini mengatakan bahwa mereka tak pernah akan menggugurkan janin tersebut.  Mereka berkata: “bagaimana mereka masih akan bisa berkata-kata di hadapan Tuhan bila mereka yang sudah memohon-mohon dianugerahi anak dan sudah dikabulkan kemudian mereka menggugurkannya!”. Singkat cerita janin tersebut tetap mereka rawat dengan penuh kasih sampai lahir dengan lancar dan aman. Bayi itu terlahir downsyndrom, namun karena diterima dengan penuh kasih dan penuh syukur bertumbuh secara istimewa. Ia sekarang berusia jalan  dua tahun. Orangtuanya mendadani dengan pakaian yang selalu dipilih secara istimewa. Bayi itu merasakan sangat dicintai oleh orang tuanya. Sekarang sudah mulai bisa tersenyum dan tertawa setiap kali Mama dan Papanya mengajak dia bercanda. Kehadiran bayi tersebut memberikan kegembiraan dan semangat hidup bagi pasangan ini.

Pasangan ini adalah pasangan orang beriman katolik sejati. Keyakinan imannya menjadikan mereka pembela kehidupan. Kemana pun mereka pergi entah karena tugas atau melakukan kegiatan, setelah selesai pengin cepat pulang ke rumah untuk berjumpa dengan anak yang sudah dianugerahkan Tuhan kepada mereka.

Mari kita menjadi pembela kehidupan di manapun kita berada, terutama di tengah keluarga dan komunitas  kita masing-masing.

Pertanyaan reflektif

Apakah kita sudah menjadi pembela kehidupan dalam hidup sehari-hari?

Marilah berdoa

Ya, Tuhan. Terima kasih karena Engkau telah peduli pada hidupku. Kini kuatkanlah aku supaya aku peduli pada orang lain. Amin. (P. Yohanes Purbo Tamtomo, Pr)

Anda merasa konten halaman ini menarik & bermanfaat juga bagi orang lain?

Yuk, bantu sebarkan kabar baik! Like & Share halaman ini dengan KLIK tombol di bawah ini:

Ayo simak terus selanjutnya...

Renungan Harian APP 2018 - Bhinneka dan Tidak Peduli

Renungan Harian APP 2018 - Bhinneka dan Tidak Peduli

12 Mar 2018

Selasa, 13 Maret 2018 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah Yeh. 47 1-9, 12 Mzm. 46 2-3,5-6, 8-9 Yoh. 5 1...

Selengkapnya
Renungan Harian APP 2018 - Janji Allah

Renungan Harian APP 2018 - Janji Allah

11 Mar 2018

Senin, 12 Maret 2018 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah Yes.65 17-21 Mzm. 30 2, 4, 5-6, 11-12a Yoh.4 4...

Selengkapnya
Renungan Harian APP 2018 - Bhinneka???

Renungan Harian APP 2018 - Bhinneka???

9 Mar 2018

Sabtu, 10 Maret 2018 Hari Biasa Pekan III Prapaskah Hos.6 1-6 Mzm. 51 3-4, 18-19, 20-21 Luk.18 9-...

Selengkapnya

Ada pertanyaan atau komentar?

Yuk bagikan komentar kamu pada kolom di bawah ini. Pasti nanti akan ditanggapi. Terimakasih.