Ransum Harian PDDB
Rabu, 28 November 2018
Katarina Laboure
Bacaan I: Why.15:1-4
Bacaan Injil: Luk.21:12-19
Luk 21:19
Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."
Beranikah aku bersaksi?
Refleksi:
Mengikuti Tuhan bukan hanya mengatakan Ya, tetapi banyak tantangan yang akan dihadapi. Mungkin tantangan kita saat ini, tidaklah seperti yang tertulis:
Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena namaKu. (Luk.21:12)
Tantangan mempertahankan iman juga adalah saat kita menghadapi godaan dan daya tarik lain, yang akhirnya membuat kita meninggalkan Tuhan Yesus, tidak lagi menjadi pengikut Kristus. Banyak kelemahan-kelemahan kita, yang menjadi tawaran si Jahat, seperti jabatan yang tinggi, kekayaan yang berlimpah, atau mungkin cinta dari seseorang yang sepertinya tidak ada yang bisa menggantikannya.
Apakah kita akan bertahan?
Bila ya, pastilah kita akan bergabung dengan para pemenang dan bersorak bersama …
Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaanMu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalanMu, ya Raja segala bangsa! Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan namaMu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakimanMu." (Why.15:3-4)
Sharing iman:
Bukti dari ketaatan kepada Tuhan, terkadang hanya dari hal-hal yang terlihat hanya keseharian saja, sehingga terlihat tidak begitu penting lagi, seperti membuat tanda Salib. Tanda Salib mengingatkan orang beriman akan keselamatan yang dapat diperoleh oleh jasa Tuhan Yesus Kristus yang tersalib dan bangkit.
Pada awal saya ikut serta dalam kegiatan Persekutuan Doa, seorang pewarta menanyakan kepada umat, apakah umat berani membuat tanda salib, saat sekelilingnya bukanlah umat yang mengimani Kristus? Apakah umat selalu membuat tanda salib saat sebelum makan atau bersyukur setelah menyantap hidangan? Atau apakah tanda salib yang dibuat terlihat hanya dalam bentuk tanda salib kecil, sehingga tidak terlihat oleh orang lain.
Saat itu perkataan itu begitu mengenai saya, saat makanpun jangankan membuat tanda salib, berdoa pun tidak. Pun seandainya saya berdoa, saya hanya menundukkan kepala dan ditutup dengan amin. Setelah mendengar khotbah tersebut, keesokkan harinya saya mulai mempraktekkannya, dimanapun saat saya makan saya mulai berdoa dengan tanda salib, diawal memang masih canggung, tapi perlahan mulai menjadi kebiasaan. Kadang pun masih tidak pakai tanda salib, seperti ditengah keramaian, atau saat makan bersama dengan orang tidak seiman, tetapi dengan semakin akrabnya saya dengan Firman, sayapun mulai berani untuk ‘BERSAKSI’ dimanapun dan kapanpun.
Doa:
Bapa di Surga, kami ingin untuk bertahan sampai dengan akhirnya, selalu memuliakan dan meninggikan Engkau, Allah yang selalu mencintai dan peduli kepada kami. Tuntun kami Tuhan, untuk menjadi pribadi yang setia dan berdaya tahan. Amin.
✍🏼 SST-PDDB