PARA GEMBALA 2003 - SEKARANG

Terakhir diperbaharui: 27 February 2017
Gereja St. Yohanes Bosco diresmikan dan diberkati oleh Uskup Agung Jakarta, Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ pada 31 Januari 2003. 

Gereja ini merupakan Paroki pertama yang dilayani oleh Salesian di Indonesia. Ciri khasnya tentu perhatian khusus kepada orang muda, semangat kekeluargaan, dan devosi kepada Bunda Maria Penolong Umat Kristiani.

Dalam perjalanannya hingga tahun 2017, Paroki Danau Sunter sudah empat kali mengalami pergantian pimpinan.
 

Pastor Noel Villafuerte, SDB


Pastor Noel lahir pada 20 Desember 1959 di Manila, Filipina sebagai anak sulung dari empat bersaudara.

Kaul Pertama diikrarkan pada 1 April 1979. Sepuluh tahun kemudian, pada 11 Februari 1989 ia menerima Sakramen Imamat dari Uskup Agung Manila, Kardinal Sin.

Setelah menjadi Imam, P. Noel berkarya sebagai Pastor Rekan di Paroki Bunda Maria Lourdes di Cebu. 

Pada tahun 1990, P. Noel mulai menjalankan panggilan hidupnya sebagai misionaris di Wisma Salesian Pademangan - Jakarta. Setelah itu ia diutus ke Timor Leste (1992 – 1995). 

Pada pertengahan tahun 1995, P. Noel kembali ke Wisma SDB di Sunter. Di sini P. Noel menghidupi panggilannya untuk kaum muda dengan terjun dalam pelayanan di sekolah dan kampus, khususnya dalam hal Misa, Retret, dan Rekoleksi.

Mulai tahun 2000, ia diangkat sebagai Pastor Rekan di Gereja St. Lukas khusus untuk mempersiapkan berdirinya Gereja St. Yohanes Bosco.

Pada 31 Januari 2001, P. Noel diangkat menjadi Pastor Stasi. Sejak itu ia mulai mempromosikan Stasi St. Yohanes Bosco sebagai Stasi Kaum Muda yang bernuansa Salesian.

Pada 31 Januari 2003, Gereja St. Yohanes Bosco diberkati oleh Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ dan P. Noel diangkat sebagai Pastor Paroki yang pertama.

Sepanjang perjalanannya sebagai Pastor Paroki sungguh banyak karyanya bagi pelayanan kepada umatnya dan berhasil membuat umat mengenal lebih dekat dengan Kongregasi Salesian Don Bosco.

Mulai tahun 2009, Pastor Noel ditugaskan di Gereja St. Mikael Surabaya. Suasana pesta perpisahannya di Aula Paroki Danau Sunter dapat dirasakan begitu meriah, tanda bahwa ia sangat dicintai umatnya.

Mengingat bahwa hampir seluruh kehidupan imamatnya dijalani di Indonesia, maka ia suka sekali menyebut dirinya sebagai “Imam missionaris Salesian dengan hati Indonesia buatan Filipina!” 

Peringatan 25 tahun Sakramen Imamatnya pada 11 Februari 2014 ditandai dengan peluncuran buku biografinya dengan judul: “Romo Noel, SDB - Pesta Perak di Tanjung Perak”.  /LS   
 

Pastor Ramoncito Padilla, SDB


Pastor Padilla lahir pada 17 Juli 1952 di Mandaluyong, Filipina.

Pastor Padilla menerima Sakramen Imamat pada 7 Desember 1979, di Gereja St. Dominikus, Quezon City.

Setelah tahbisan, selama 12 tahun (1979 – 1991) ia berkarya di Filipina dengan tugas sebagai moderator spiritual di rumah-rumah teologi Salesian.

Mulai tahun 1991 hingga 2007, Pastor Padilla berkarya di Timor Lestese bagai imam missionaris dengan tugas sebagai rektor dan magister novis.

Pada Februari 2008 ia ditugaskan menjadi Rektor di Komunitas Salesian Don Bosco Tigaraksa. 

Hanya setahun di Tigaraksa, pada 2009 ia ditugaskan menjadi Pastor Paroki Danau Sunter menggantikan Pastor Noel yang pindah ke Surabaya.

Pada tahun 2011, ia diminta menjadi Sekretaris Delegasi Salesian Indonesia. Setelah itu, mulai pertengahan tahun 2016 Pastor Padilla menjadi penanggung jawab komunitas para Bruder SDB di Serpong. /LS

“Saya percaya bahwa Tuhan mengutus saya ke mana pun juga untuk menjadi seorang bapa, saudara, dan sahabat, sesuai denganmotto imamat saya “…bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani” (Matius 20:28).

 

Pastor Petrus Pehan Tukan, SDB


Pastor Peter, begitu dia biasa dipanggil, lahir di Lembata, Flores, pada 27 Oktober 1971 sebagai anak ke-6 dari 8 bersaudara

Kaul pertamanya diikrarkan pada 13 Juni 1992. Pada 8 Mei 2003, ia menerima Sakramen Imamat di Gereja St. Stefanus, Tanatereket Flores. Setelah tahbisan, Pastor Peter menjadi Pembina dan kemudian Rektor di Wisma Salesian Don Bosco Jakarta (2003-2011). 

Mulai tahun 2011, Pastor Peter ditugasi menjadi pastor Paroki Danau Sunter- St. Yohanes Bosco, yang diembannya hingga Mei tahun 2014. Hal ini karena pilihannya menjalani pendidikan lanjutan di Universitas Pontifikat Salesian Roma.

Salah satu talenta Pastor Peter adalah di bidang pewartaan. Selain menulis buku-buku riwayat orang kudus dari Salesian, ia juga menulis 6 buku “Sop Ikan Ala PePe” yang isinya renungan atas peristiwa sehari-hari sebagai pastor Paroki Danau Sunter. Ia juga merintis siaran Oase Rohani Katolik di Radio Cakrawala yang On Air pada 4 Februari 2008 bertepatan Hari Rabu Abu. Ia pastor pertama yang mengisi renungan setiap pagi, dan hingga kini masih bertahan dan dilanjutkan oleh para pastor lain.

Ia merintis kelas pelayanan untuk anak-anak berkebutuhan khusus di Paroki Danau Sunter dan diberi nama Prokids Bosco (22 November 2011) yang kemudian menjadi pelayanan penuh dan diberi nama Komunitas Lovely Hands.  /ED
 

Pastor Yohanes Boedirahardjo Soerjonoto, SDB



Pastor yang akrab dipanggil dengan Pastor Boedi ini lahir di Pemalang, Jawa Tengah, pada 14 Desember 1965, sebagai anak bungsu dari enam bersaudara.

Dalam bidang pendidikan, Pastor Boedi mempunyai keunikan tersendiri, yakni sejak SD hingga SMA, selalu di sekolah negeri, bahkan kuliah pun di universitas negeri, yakni di Fakultas Teknik Elektro Universitas Indonesia.

Panggilan menjadi Imam datang menjelang akhir kuliah saat retret tahun 1988. Setelah menempuh pembinaan di Salesian Don Bosco, pada 15 April 1997, Pastor Boedi menerima Sakramen Imamat dari Uskup Agung Jakarta, Kardinal Julius Darmaatmadja, SJ di Gereja St. Lukas, Sunter.

Setelah menjadi Imam SDB, karya-karya Pastor Boedi antara lain menjadi Pastor Rektor di Wisma Salesian Don Bosco – Sunter, dan Pastor Rektor di Komunitas dan Balai Latihan Lerja (BLK) – SDB Tigaraksa.

Setelah itu, Pastor Boedi bertugas sebagai Ekonom Provincial Indonesia – Timor Leste (2006 – 2010) dan Delegatus Provincial Salesian Don Bosco Indonesia (2010 – 2013).

Mulai 31 Mei 2014, Pastor Boedi menjadi Pastor Paroki keempat di Paroki Danau Sunter menggantikan Pastor Petrus Tukan, SDB.

Menjadi Pastor Kepala di Gereja St. Yohanes Bosco tentu mempunyai arti dan kesan pelayanan tersendiri bagi dirinya, karena harus melayani ribuan umat dengan berbagai masalah sejak kelahiran hingga meninggal dunia.Namun dia percaya bahwa dengan bantuan Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, maka semuanya bisa berjalan lancar.  /LS